Selasa, 20 Oktober 2015

KEUTAMAAN ILMU MENURUT IMAM GHAZALI

Wash-sholatu was salaamu'ala asy-syrofil mursaliin sayyidina
Muhammadin shollallohu'alaihi wasallama wa'ala aalihi wa ash-haabihi
ajma'in ammaaba'du.


Ilmu adalah pengetahuan, pemahaman akal manusia terhadap sesuatu.
Ilmu ini sangatlah penting dan mendasar yang wajib diperoleh manusia
yang berakal dan mau berfikir.
Penguasaan terhadap ilmu ini akan sangat membantu dan memudahkan bagi
kehidupan kita sehari-hari.

Dalam pandangan Islam, Ilmu ini menempati posisi yang sangat penting,
dan Alloh sangat menghargai siapa-siapa yang memiliki ILMU ini.
Ilmu ini menurut Imam Al Ghozali , dibagi menjadi 2
1. Ilmu yang bersifat Syariat
2. Ilmu yang bersifat Akal

*ILMU SYARI'AT

 Ilmu Syariat ini terbagi menjadi 2 :

1. Ilmu Ushul (Pokok) atau Ilmu Tauhid ( Merupakan Ilmiah Teoritis)
2. Ilmu Furu' atau Cabang ( Merupakan Ilmiah Praktis ), hal ini ada
yang menyangkut Hak Alloh Ta'ala seperti segala yang terkait Ibadah,
Hak Hamba Alloh terkait dengan tata pergaulan manusia yang terdiri 2
aspek, yaitu Aspek Mu'amalah dan Aspek Mu'aqodah (biasanya 2 aspek Hak
Alloh dan Hak Hamba ini disebut dan dicakup pada Ilmu FIQIH), serta
Hak Jiwa (Akhlak/Budi pekerti) sifat / akhlak baik harus dibina,
dimiliki, dikembangkan dan sifat / akhlak jelek harus dihindari, dibuang.


*ILMU AKAL

Ilmu Akal itu bersifat berdiri sendiri, yang melahirkan komposisi
keseimbangan.
Ilmu Akal ini menurut beliau dibagi menjadi 3 tingkatan , yaitu :

1. Tingkat Kesatu ialah Matematika dan Logika
2. Tingkat kedua ialah Ilmu Alamiah ( Aksi dan Reaksi Alam )
3. Tingkat ketiga, adalah Ilmu Teori tentang Realitas, berujung pada
ilmu Kenabian, Mukjijat, Teori Jiwa yang Suci.


  Metode Agar Berhasil Mendapatkan Ilmu
Ilmu diperoleh manusia dengan 2 buah Metode besar , yaitu
1. Metode Proses Belajar Manusiawi
2. Metode Proses Belajar Illahiah

Metode Proses Belajar Manusiawi, 
adalah metode yang umum, dapat terinderakan, dan dipakai oleh semua
orang berakal penuntut ilmu.

Proses ini memiliki 2 Sisi Utama, yaitu :

1. Sisi dari LUAR, yaitu diperoleh dengan belajar biasa, dengan cara
memperoleh manfaat dari orang lain secara particular, bisa langsung
diajari, atau dari buku karya orang lain itu ( proses Dzohir).
2. Sisi dari DALAM, yaitu diperoleh dengan proses berfikir , dengan
cara jiwa manusia mengambil dan menyerap manfaat dari jiwa universal (
proses Bathin)

Kedua sisi proses ini saling terkait dan tak terpisahkan, adakalanya
jika kekuatan badaniah lebih mendominasi jiwa si pelajar, maka dia
akan membutuhkan tambahan belajar dengan sejumlah materi ajaran, dan
adakalanya, jika cahaya akal mendominasi dengan sifat cita-rasa,
cukuplah si pelajar berfikir lebih banyak disbanding belajar biasa.
Karena itu, maka sebagian manusia ada yang memperoleh ilmu dengan
proses belajar biasa lebih banyak, dan ada sebagian manusia lainnya
memperoleh ilmu dengan proses berfikir yang lebih banyak.

Kebanyakan ilmu teori dan praktis dilahirkan (disimpulkan) oleh para
bijak dengan ketinggian kecerdasan, dan kekuatan fikirannya, serta
hipotesisnya, tanpa harus belajar dan praktik dulu.
Manusia memperpendek perolehan ilmu dengan memekai pikiran untuk
menarik kesimpulan berdasar yang diketahuinya pertama kali, sehingga
dengan berpikir itu akan menghilangkan kebodohan/keraguan dari hatinya.
Hal ini, karena manusia tidak dapat mempelajari sekaligus semua hal
pokok yang particular dan general dengan cara belajar biasa, tapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar